Senin, 23 April 2012

ketika yang hijau, tidak lagi menghijaukan..


Hari ini, 23 April 2012
saya menulis blog ini dengan perasaan yang tidak tergambarkan..
mengapa? karena hari ini adalah hari yang ajaib.. :)

cerita dimulai dari Hari Ini. Hari ini, saya mengikuti Ujian Tengah Semester salah satu Universitas Katolik terkemuka di Jakarta
biasanya, ketika masa Ujian Tengah Semester atau Ujian Akhir Semester, saya datang 30 menit sebelum ujian dimulai, tepat, atau bahkan terlambat 5-10 menit..
namun hari ini, saya berangkat 1,5 jam sebelum ujian dimulai. dengan berbekal tes manis yang saya beli di warung depan, saya berangkat.. ketika sampai, saya memilih untuk membaca bahan ujian di kantin.
saya lapar, dan saya dipesankan Indomie goreng. ketika datang, entah mengapa saya merasa Indomie ini tidak seperti biasanya, dan ternyata benar..
setelah diaduk, saya menyadari bahwa ini adalah Indomie Goreng Rendang..
setelah memakan secara cepat, saya (dengan cepat pula) berlari ke toilet dan buang air..
- Keajaiban yang Pertama-

sepulangnya, saya mengalami panas ajaib..
yaa.. Pasar Rumput.
saya memutuskan untuk mencari sepeda baru untuk abang Grego, dan berkelana di padang 'Rumput' dengan cuaca yang suhunya mungkin mencapai 45 derajat Celcius..
singkat kata, (karena panas jadi ga perlu cerita panjang hehehe)
dengan emosi yang luar biasa karena panas, kami tidak jadi membeli sepeda dan kembali pulang..
-Bukan keajaiban pengalaman, namun lebih kepada keajaiban Cuaca-

setelah istirahat di rumah masing-masing, kami memutuskan untuk menonton di bioskop karena memang kegiatan beberapa hari kemarin mengahruskan kami untuk refreshing.
pilihan kami jatuh pada Sanubari Jakarta
apa sih ceritanya?
saya tidak mampu menuangkannya dalam kata-kata..
hanya saja menurut saya, film ini adalah film yang diangkat dari fenomena nyata yang ada di Jakarta, dan memiliki pesan yang sangat baik untuk dijadikan sebagai pelajaran hidup..

Seolah tidak puas dengan fenomena yang disajikan dalam film, kami makan malam dan membungkuskan 1 porsi lagi untuk penjaga warung depan rumah..
setelah menunggu lama si penjaga warung yang sedang keluar, hingga emosi saya hampir meluap, sekitar pkl. 22.45 kantuk kami dihilangkan dengan teriakan:
JAMBRETTTT...!! itu jambret.. JAMBREEETT....!!!

seketika saya pikir itu candaan anak muda gaul yang tidak tahu waktu..
namun, seketika pula saya melihat motor melaju diikuti dengan larian si empunya barang 'terjambret'
5 detik berganti, begitu pula tanggapan saya tentang -candaan anak muda gaul-..
ITU-MEMANG-BENAR-JAMBRET O.o

dengan gerak lambat, saya mencoba meminta mas Grego segera mengambil motor dan mengejar jambret itu bersama si empunya barang 'terjambret'..
sambil menunggu, saya memutuskan meletakkan helm dan tas saya di dalam rumah (ya, karena memang kejadiannya di depan warung depan rumah, yang berarti di depan rumah saya juga)

sesekali menengok jam, saya berpikir, "mas-ku pulang kapan ya?", "dapet ngga ya?", "jambretnya sial banget!", "kok gue gobl*k sih ga liat plat nomornya?"
beberapa saat kemudian mas Grego datang..
A: dapat, mas?
G: ngga.. ya gimana ya, udah jauh.. lagipula motor yang suaranya kayak gitu juga banyak..
A: oohh.. (sambil menatap gang tempat kejadian tersebut berlangsung)

5 menit pertama kami flash back menceritakan kejadian yang kami lihat... tiba-tiba...
empunya barang 'terjambret': puas lo?! puas karna lama banget?! sambil berjalan ke arah saya, mas Grego, si penjaa warung dan satu teman saya..
jujur, saya pikir dia marah karena saya respon ngejar jambretnya lama..
ternyata orang yang belakangan saya ketahui bernama Raja (bukan nama sebenarnya) itu marah kepada teman saya yang bernama Ratih (juga bukan nama sebenarnya)
--> sebagai petunjuk, ternyata mereka janjian ketemuan dari sebelumnya, dan Ratih mengulur waktu, menyebabkan Raja menunggu di depan gang sambil bermain HP sampai akhirnya kejambret..

Raja pun marah, dan membanting makanan yang di beli Ratih.. *telenovela dikit yaa.. :)
karena berkelahi, dan kemungkinan besar kondisi Raja sedang dalam masa 'shock', terpiculah emosi orang-orang setempat juga.. mereka berteriak, dan menanyakan dengan suara keras..
saya sendiri berpikir, meskipun suara mereka keras, kemungkinan akan dibicarakan secara baik-baik.. 

namun, sekali lagi saya salah.. dari arah belakang tiba-tiba melompatlah 2 orang dengan gaya kungfu panda.. ciiaaaaaattt!! brak..!! dan mengenai Raja..
saya yang terkejut awalnya takut karena mereka berbadan cukup besar..
namun, perlakuan mereka kepada Raja semakin tidak manusiawi..
hal ini menyebabkan saya dan mas Grego maju ke depan untuk menghalangi, namun justru kami berdua yang ketendang.. (kampr*t.. pikir saya)
sewaktu saya masih shock karena tertendang, Raja kembali dipukuli, dan saya pun cukup terpancing emosi, lalu menarik orang yang menendang tersebut dan menutup jalan manapun yang bisa dilalui orang untuk memukuli Raja (kaya main gobak sodor gitu..)
sementara Raja pergi ke kantor polisi untuk melaporkan hal tersebut, saya sempat bertanya kepada si empu tendangan 'ciat', kenapa harus menendang bak pemain laga mortal combat di televisi seperti itu?
dan mereka pun menjawab, "ya ini kan lingkungan kami, jadi ngapain ngotor-ngotorin kayak gini?"

setelah cukup sepi, setelah membereskan sampah tercecer, dengan membawa badan, kaki dan bibir saya yang masih bergetar, saya dan mas Grego menghampiri kerumunan orang itu kemudian berkata:
"mohon maaf, mas.. ada baiknya kalau tadi tidak diselesaikan dengan cara demikian.. beberapa dari anda adalah angkatan bersenjata, yang seharusnya tidak dengan demikian menyelesaikan masalah.. mohon tidak menyalahgunakan kekuatan sebagai alat untuk menyakiti."

namun terdengar sautan:
"dia itu songong, mbak.. mas.."
"cewek itu emang suka bawa laki-laki.."
"kalau dia sopan, kami pasti tidak begitu.."
"kalo beretika, kami juga tidak memukul.."

saya hanya bisa menjawab, "saya tidak peduli dia tidak sopan, atau wanita mana yang membawa laki-laki, tetapi yang saya tekankan disini, jangan main hakim sendiri.. dan bukankan jika dia tidak sopan atau tidak beretika, tidak perlu kita balas dengan kejahatan? jika memang tidak mau kotor, itu sudah saya bersihkan, dan tidak lagi menjadi masalah bukan?"

dan kemudian terdengar sautan lain, dan saya mulai tidak peduli.. karena ternyata sulit untuk berbicara kepada orang yang sudah merasa memiliki kekuatan, meskipun mereka salah..

kalimat tersebut memang tidak asli.. kalimat tersebut adalah hasil edit yang lebih tersusun kata-katanya.. namun, saya menulis ini sendiri dengan rasa kekecewaan yang cukup dalam.. mengapa? karena mereka tentara.. ya.. tentara..
anggota angkatan bersenjata yang seharusnya memiliki kewajiban melindungi masyarakat, tetapi justru memukuli warga.. bahkan warga yang baru saja terkena musibah..

kemana warna hijau yang menghijaukan itu?
kemana pelindung rakyat kami, kalau hanya karena "songong" saja, merasa benar untuk memukuli manusia?

Jangan menilai dari apa yang dilihat saja, karena apa yang kamu lihat belum tentu benar, dan apa yang benar belum tentu dapat kamu lihat..
*semoga setiap tanggal 5 Oktober datang nanti, mereka sudah lebih mengayomi semua masyarakat, dan tetap tidak menyalahgunakan kekuatan.. hingga seterusnya.. :)

@agnes.schoggers 24 April 2012 pkl. 00.49 -ketika kejadian ini baru saja terjadi-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar