Rabu, 29 Desember 2010

IN-DO-NE-SA (Indonesia)

surya memiliki cahaya untuk sebuah keagungan.
bunga memiliki warna untuk sebuah keindahan.
bintang pun bergemerlap dalam gelap malam.
tapi aku tidak memiliki apapun untuk sebuah kehebatan.

seperti batu yang hanya bisa berdiam tempat,
seperti rumput yang hanya dapat bergoyang,
seperti awan yang tidak mampu menentukan arahnya,
seperti itulah aku, yang tidak mengerti akan sebuah kehebatan.

masalah hadir di atas kebahagiaan.
musibah hadir di dalam kegembiraan.
bencana hadir di tengah keceriaan.
tapi aku tetap tidak mampu memberi apapun untuk sebuah kehebatan.



namun, detik ini aku yakin..
membuatmu hebat aku mampu..
karena aku hidup di dalammu..
karena aku berdiri untukmu..
karena aku berkarya demi namamu..
karena aku meletakkan cintaku atasmu, negaraku, Indonesiaku. :)

by.agnes schoggers (2008)

*persembahan untuk TIMNAS Indonesia yang bermain sangat baik hari ini.
dan terimakasih untuk sportifitas yang sangat tinggi dari masyarakat Indonesia :D

Rabu, 22 Desember 2010

PRIA TUA PENUH PESONA

melihat jam di dinding, tidak lagi menunjukkan angka di bawah jam 12 malam.
ini dini hari. aku lelah dan mengantuk.
namun, aku terantuk pada ketakutanku sendiri untuk menutup mata.
tidak lagi sanggup membayangkan hari esok dimana mata itu mungkin kembali membunuhku melalui tatapannya.
tapi aku diam.

semua berawal dari kesalahan itu.
kesalahan yang fatal, namun penuh pemaafan.
aku tahu, apa yang akan terjadi ketika sebuah kesalahan fatal dimaklumi..
berikutnya terulang, dan membatu, kemudian berubah menjadi masalah yang buntu akan kebahagiaan.
tapi aku diam.

aku mengetahui kegiatanmu setiap pagi.
aku mengerti apa yang anda lakukan ketika jauh.
aku tahu siapa dia dengan segala kehidupannya.
tapi aku diam.

mengertilah, ketika anda menukar sebuah cinta dengan keindahan dunia,
anda sudah membuang bahagiaku dari kotak hidupku.

dan untukmu, pria tua penuh pesona,
pahamilah: aku diam, bukan berarti tidak tahu.

by.agnes schoggers (22Desember2010)

SAMPAI KAPAN?

selaput sorot kan tetap terpancar, walau mata pejam melayang.
getar bisiknya kan slalu terasa, walau telinga tutup ruang suara.
datang sebagai tanda kehadiran rasa, namun nurani tak ingin menyebutnya cinta.
saat harap mencoba sebening nyata, waktu hampir membunuh ksatria jiwa.
harus apa, harus bagaiman, tuk kembali mekarkan rasa percaya?
serapuh kelopak mawar, bulir keyakinan gontai tersapu badai.
separuh hina sakit tersayati, dalam lelah masih menjaga denyutan detak nadi.
tetap berusaha berdiri, walau keruh harap membuatnya maya.
derita tinggal diantara cinta, raga takkan bisa meraba.
acuhkan letih memangku rasa, tetap saja semua jawab kan mengeram.
memaksa duduk termangu memeluk harapan yang tak jua penuhi bejana.
rasa jauh langkahkan kaki, kumpulkan kepercayaan tuk teguhkan hati.
namun hanya temukan hal yang tiada pasti, beribu ucapan berbuah benci.
mungkin salah pabila terjadi, namun hati ini tengah kuat mencintai.
berlalunya kebahagiaan sementara, kembali meninggalkan harapan hampa.
memaksa meninggalkan rasa, membentuk sempurna sebuah tanya: "sampai kapankah aku mampu bertahan?"

by.agnes schoggers (24Januari2010)

Kamis, 18 November 2010

UNTITLED

keduanya menghadapkan wajah ke arah titik yang sama, seolah menunggu suara mengalun, membawa jawaban akan sebuah pertanyaan.
dengan sebuah gerak kepala tanda ketidaksetujuan, mereka kembali mengarahkan pandang ke hamparan laut itu, tiada berniat berpindah tempat menjauh-mendekat.
melihatnya bergantian, membuat situasi saat itu menjadi suatu penglihatan akan hadirnya sebuah pilihan.
makhluk mana yang tiada berbunga berada di tengah kesempurnaan?
namun, tertunduk memeriksa ruang hati tidak lagi menghadirkan kenyamanan seperti di mula.
tidak semua jiwa mampu merasakan hal yang sama, meskipun ia mencoba melompat menggapai awan itu dan berusaha menyelami lautan perasaan di bawah sana dari sudut pandang yang berbeda.
tarian ujung jari terhenti melukis bentuk luapan dasar ruang degup, berlanjut mengarah ke tengah padang malam.
tengadah pandang menuju serbuk bintang, hamparan rumput penuh embun menyentuh citra peraga.
dalam ketidaksadaran akan celoteh bahagia-sedihnya, tertangkap mereka tiada jua beranjak menikmati panorama indah dunia dari sisi lain.
tampak semu bentuk harapnya sama, tiada beda.
mungkin jika pandang memperhatikan, jalan merekalah titiknya.
satu, dengan yakin menggenggam besarnya semua ingin, menarik kuat ke arah pilihannya.
namun, satu gerakan sesal membuatnya tampak melepas segalanya dengan sengaja, tiada perlawanan.
hanya rangkaian kata yang ia hadiahkan, meninggalkan lubang luka lebih dalam.
dua, dengan berjuta serah diri, memberikan kesempatan bagi mimpinya untuk mengungkap semua rasa serta angan dan harap tanpa batas.
mencoba menyampaikan harapnya setenang gulir ombak kecil biru itu.

menghadap jurang terjal, pandang melihat mereka mulai berdiri, menghadapkan diri ke arah pilihannya, kemudian bersiap melangkahkan asa menuju citanya masing-masing.
seolah waktu terhenti, tercipta roman dimana egois terjerat dalam satu keindahan latar, memaksa berdiri dan berjalan mendekat untuk melangkah bersama.
sinar pagi surya mengantar sadar, memandang ragu dua pribadi yang menanti terlontarnya ucap harap pembuka susah-senang masa depan, menghadirkan serangkai kata putih dengan kibasan gaun tertiup angin laut.

"Jika semua perasaan harus diucapkan melalui kata, jangan gunakan telingamu untuk mendengar, tapi rasakan dan periksa hatimu untuk mengetahui apa yang telah aku teriakkan.. karna ucap tak selamanya berarti tanpa sebuah tindakan dan pengorbanan tulus dari hati", katanya seraya membalikkan tubuhnya, kemudian melangkahkan kaki, berjalan pergi.

mendengarnya, satu pasang mata menoleh, menunjukkan arah pandang kecewa, kemudian tertunduk, tidak lagi berlari mendekat untuk memberi waktu pada mimpinya.
sedangkan yang lain terdiam penuh rahasia, tetap berdiri, tiada gerak selain genggaman tangan yang semakin mengerat.
entah apa makna bahasanya, telah terpilih mengakhiri segalanya, mengiringi yang menunduk tak menghadirkan jawab, berjalan semakin menjauh..


.....tanpa perlu terucap dalam kata, tulus tidaknya senyum serta terang redup tatapannya pun sudah akan menggambarkan dengan jelas seberapa berartinya kamu untuk hatinya.....

by.agnes.schoggers 3/11/10